Seperti sejarah manusia pertama di dunia, Nabi Adam A.S. Dalam kisah itu diceritakan bahwasannya manusia tercipta dari tanah. Karena merasa kesepian, Nabi Adam meminta kepada Allah untuk diberikan teman. Kemudian Allah mengambil satu rusuk kiri Adam, lalu terciptalah Hawa. Mereka adalah pasangan paling serasi di Surga sampai mereka terjerumus ke dalam jebakan iblis, hingga kemudian di turunkan ke Bumi secara terpisah. Nabi Adam diturunkan di Hindia, sedangkan Siti Hawa di Iran. Mereka di pertemukan di padang masyar yang sekarang disebut dengan jabal rahmah atau bukit kasih sayang.
Lalu, mengapa dikatakan jodoh adalah cerminan diri kita ? Karena Nabi Adam dan Siti Hawa bagaikan pinang yang terbelah dua. Mereka memiliki banyak kemiripan mulai dari sifat, hoby atau sesuatu yang disukai, bahkan wajah merekapun jika disandingkan akan terlihat mirip, kita tidak hanya mengaitkannya dengan kisah Nabi Adam dan Siti Hawa, tapi semua pasangan di dunia. Pernahkah anda memperhatikan ke dua orang tua anda ? Pasti antara mereka berdua memiliki banyak kemiripan yang sama. Jangankan orang tua anda, teman-teman anda yang sudah memilki pasangan pun akan terlihat kemiripannya. Jodoh memang rahasia Tuhan, tapi proses untuk mendapatkannya dibutuhkan ikhtiar dari diri kita sendiri. Jika ingin dapat jodoh yang baik, maka jadilah pribadi yang baik. Untuk yang belum menemukan jodohnya, saat inilah proses perbaikan diri, karena kualitas pribadi menentukan pasangan yang akan mendampingi anda. Seperti firman Allah pada Surat An Nur : 26 "laki-laki yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik sedang laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula" . Jadi, yang munafik akan menemukan yang munafik juga, seorang yang saleh akan dipertemukan dengan yang salehah, seorang yang cerdas akam mendapatkan yang cerdas juga, itulah mengapa disebutkan bahwa jodoh adalah cerminan dirimu.
Seperti Ali dan Fatimah, mereka adalah pasangan yang cerdas, keduanya adalah periwayat hadis Rasulullah SAW. Nabi Sulaiman adalah seorang tercerdas terkaya dan terhebat pada zamannya. Dia mengusai jin dan manusia. Allah memberikan Ratu Balqis sebagai pasangannya karena Ratu Balqis adalah ratu tercerdas di zaman Nabi Sulaiman. Sedangkan Rasulullah SAW didampingi oleh Siti Khadijah, seorang wanita sukses di zaman Rasulullah SAW yang juga menjadi awalnya kesuksesan dakwah Rasulullah SAW. Sesungguhnya tulang rusuk telah memiki pemiliknya, itulah yang disebut cinta sejati, dan cinta sejati itu hanya ada satu dan tak mungkin terbagi dan membagi kasih. Di katakan dalam suatu riwayat, bahwasanya cinta sejati Rasulullah SAW adalah Siti Khadijah, rasulullah tidak pernah berpoligami sebelum wafatnya Siti Khadijah. Waktu Rasulullah menerima wahyu untuk pertama kalinya Khadijahlah yang telah menyelimutinya, waktu Rasulullah ditentang dakwahnya, Khadijahlah yang tèlah melindunginya. Tulang rusuk adalah pelengkap tempat sang pemimpin kembali setelah segala kelelahan dan kesibukkannya, karena itulah rusuk diberikan kelemah lembutan.
"Cermin itu pasti akan bertemu, meski jarak dan waktu memisahkan. Karena tulang rusuk tahu siapa pemiliknya"